Jumat, 16 Desember 2011

Sirup jambu mete, peluang usaha baru


jambu mete Membuka Peluang Usaha Sirup Jambu MeteJambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Di Indonesia sendiri, tanaman jambu mete banyak tumbuh di Jawa Tengah (Wonogiri, Jepara), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan Ponorogo) dan di Yogyakarta (Gunung kidul, Bantul dan Sleman). Di Luar Pulau Jawa, jambu mete banyak ditanam di Bali (karang asem), Sulawesi Selatan (Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Bone dan Barru), Sulawesi Tenggara (Muna), dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, dan Bima).
Setiap daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda untuk menyebut tanaman ini, di Sumatera barat: Jambu erang/jambu monya, di Lampung dijuluki gayu, di Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dijuluki jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor. Pengolahan mete, di samping menghasilkan biji, juga limbah berupa buah semu. Biasanya, dari total produksi gelondong mete hanya 10% saja yang baru dimanfaatkan untuk produk pangan, sisanya terbuang dengan percuma sebagai limbah, seperti  buah semu mete yang hingga kini belum banyak yang memanfaatkannya. Waktu panen jambu mete hanya berlangsung sekitar 3 bulan dalam setahu. Jadi dapat dibayangkan bahwa pada saat panen akan terjadi penumpukan limbah buah semu jambu mete yang melimpah.
Sebenarnya buah semu jambu mete dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan,  jem jambu mete, nata de casew dan sirup. Sirup jambu mete diperoleh dari pengepresan buah Buah jambu mete tanpa mengalami fermentasi.  Sirup buah semu jambu bermanfaat sebagai sajian minuman segar yang cukup mangandung vitamin C, tepat disajikan saat cuaca panas dan cocok sebagai minuman segar saat berbuka puasa.
Jika selama ini masyarakat lebih banyak menggunakan sirup coco pandan, jeruk, apel, mangga, atau markisa sebagai minuman segar berbuka puasa, tidak ada salahnya jika mencoba sirup jambu mete ini. Permintaan sirup pada bulan puasa sampai lebaran cenderung meningkat. Hadirnya sirup jambu mete bisa menjadi peluang usaha  baru yang cukup menjanjikan bagi daerah sentra  jambu mete karena masih jarang orang yang memproduksi.
Bahan:
  1. Buah semu jambu mete 1 kg = 25 – 30 buah. Untuk bahan sirup sebaiknya digunakan buah semu yang baru dipanen yang sebelumnya sudah dikukus atau direndam dalam larutan garam 2,5% selama 4 jam untuk menghilangkan rasa sepat dan gatal.
  2. NaCl 20 gram
  3. Serbuk gelatin 2 gram
  4. Gula pasir 650-700 gram
  5. Asam sitrat 3 gram
Cara pengolahan sirup buah jambu mete adalah :
  1. Buah semu jambu mete yang masak  dicuci dan dipilih yang baik, yang tidak cacat dan masih segar.
  2. Buah dibelah 4 bagian kemudian direndam dalam larutan garam dapur ( NaCl) 2 % selama 24 jam. Larutan garam 2 % dibuat dengan melarutkan 20 gram dapur ( ± 6 sendok teh garam ) dalam 1 liter air.
  3. Setelah itu buah diangkat, dicuci dengan air kemudian ditiriskan.
  4. Kukus selama 20 menit, dan dibiarkan sampai dingin.
  5. Buah dipres dengan alat pengepres atau diperas dengan cara buah dibungkus dengan kain saring dan diperas dengan tangan.
  6. Cairan sari buah yang dihasilkan kemudian ditampung dalam wadah dan disaring
  7. Tambahkan serbuk gelatin 2 gram ke dalam cairan sari buah, lalu dipanaskan selama 10 menit sambil diaduk. Fungsi galatin untuk mengikat kotoran halus yang kemudian menggumpal dan diendapkan.
  8. Cairan kemudian disaring kembali untuk memisahkan endapan kotoran.
  9. Tambahkan gula pasir 650 – 700 gram,dan  serbuk asam sitrat 3 gram (atau sari buah jeruk nipis 4 butir). Asam sitrat ditambahkan untuk menghasilkan cita rasa yang enak dan harum.
  10. Panaskan sambil diaduk 15 – 20 menit untuk melarutkan gula dan bahan lainnya.
  11. Masukkan sirup yang telah jadi ke dalam botol lalu botol ditutup rapat kemudian dilakukan pasturisasi.
  12. Pasteurisasi dilakukan dengan cara dipanaskan pada suhu 60 – 70 ÂșC selama 30 menit. Tujuan dari pasturisasi ini adalah untuk mematikan mikrobia-mikrobia bersifat patogen.
nb: Sisa ampas dari pengepresan masih dapat diolah lebih lanjut menjadi abon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar