Rabu, 21 Desember 2011

5 Tanaman Herbal Pendongkrak "stamina"


Sebenarnya keperkasaan dan stamina memiliki makna yang luas karena seorang pasti membutuhkan kekuatan dan stamina untuk melakukan berbagai aktifitas. Pekerjaan berat seperti kuli bangunan, olahragawan hingga eksekutif yang harus berlama-lama saat meeting dan presentasi pun membutuhkan stamina.
Namun term keperkasaan, kekuatan dan stamina kemudian mengalami penyempitan makna, yaitu sebatas dimaksud kekuatan pria dalam hal seksual. “Keperkasaan” pria dalam konteks ini merupakan gambaran pria yang mampu berhubungan seks dalam jangka waktu lama, dan tidak mudah loyo.
Demi mendapatkan keperkasaan tersebut, banyak di antara pria menempuh jalan pintas dengan mengkonsumi obat-obatan afrodisiak (obat kuat).  Berbagai merk obat kuat baik impor maupun lokal banyak beredar di pasaran. Namun tidak sedikit dari merk-merk tersebut ternyata justru membahayakan pemakainya dan di antaranya ada yang menimbulkan efek hilangnya potensi seksual secara permanen alias impoten.
Munculnya obat-obatan afrodisiak bukan baru-baru ini saja. Nenek moyang  kita pun banyak yang mengkonsumsinya, baik untuk menjaga stamina dalam bekerja maupun untuk urusan ranjang. Para raja yang dikenal memiliki banyak istri pun juga mengkonsumsinya. Namun belum pernah kita mendengar ada efek samping yang mengerikan seperti pada obat-obatan saat ini. Apa yang mereka konsumsi?
Nenek moyang kita biasa mengkonsumi ramuan tradisional yang berasal dari tanaman obat. Mereka tidak perlu impor ke Amerika atau Eropa. Cukup pergi ke kebun di belakang rumah, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau. Lalu apa saja tanaman obat/herbal yang memiliki khasiat sebagai pendongkrak stamina?

Pasak Bumi (Eurycoma longifolia)
akar-tongkat-ali

Pasak bumi  sangat masyhur di kalangan masyarakat Kalimantan. mereka Semenjak dahulu masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan sudah terbiasa menggunakan pasak bumi sebagai obat kuat. Sementara oleh masyarakat Dayak Ransa, pasak bumi digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Mereka menggunakan pasak bumi untuk mengobati malaria, muntaber, menambah nafsu makan serta penambah stamina bagi wanita sehabis melahirkan.
Tumbuhan yang juga dikenal dengan nama Tongkat Ali ini memiliki beberapa senyawa aktif di antaranya laurikolakton A, laurikolakton B, benzokuinon, sterol, saponin, asam lemak, eurikomalakton dan eurikomanol. Bukti ilmiah tentang khasiat pasak bumi sebagai afrodisiak didapat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jenry W Simanjuntak dari Departemen Farmasi ITB Bandung. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian pasak bumi sebanyak 38mg/kg berat badan mampu meningkatkan kadar testosteron dalam darah secara signifikan. Hormon testosteron inilah yang paling bertanggungjawab sebagai penggugah hasrat seksual seseorang. Pasak bumi juga memiliki efek meningkatkan kadar hormon luteinizing, yaitu hormon yang diproduksi oleh hipofisis anterior di otak. Hormon ini berfungsi merangsang sel-sel dalam testis untuk memproduksi testosteron.
Melihat cara kerja pasak bumi, kita dapat membayangkan betapa “dahsyat “nya efek yang ditimbulkan. Selain merangsang peningkatan hormon testosteron, pasak bumi bahkan mampu merangsang pula hormon luteinizing sebagai pabriknya testosteron. Karena “double effect” ini pulalah, pasak bumi termasuk herbal yang “terlarang” untuk pria bujang karena dapat menimbulkan gejolak yang tak terkendali.

Purwoceng (Pimpinella pruatjan)


Inilah Viagra van Java, rival berat pasak bumi sebagai herbal afrodisiak. Seorang dokter spesialis andrologi dari FK UNDIP bernama dr. Taufiq R Nasihun, Sp. And., pernah melakukan uji praklinis untuk mengetahui khasiat nyata Purwoceng. Dalam proses uji ini, dr. Taufiq menggunakan sprangue dawley, salah satu jenis tikus putih sebanyak 60 ekor. Tikus-tikus dewasa yang semuanya berjenis kelamin jantan dan berusia 90 hari itu kemudian dibagi menjadi 6 kelompok. Menurut para ahli, pada usia 90 hari, tikus-tikus sedang berada pada puncak kadar testosteron. Hasilnya, kadar testosteron tikus-tikus itu meningkat secara signifikan.
Disamping testosteron meningkat, pemberian purwoceng juga meningkatkan hormon luteinzing sampai 29,2%. Luteinzing adalah hormon yang berfungsi merangsang sel-sel di dalam testis untuk memproduksi testosteron. kesimpulannya, karena purwoceng mempengaruhi peningkatan hormon testosteron dan luteinzing, maka purwoceng dapat dikatakan sebagai afrodisiak, baik langsung atau tak langsung.
Kemampuan purwoceng dalam peningkatan jumlah testosteron disebabkan karena senyawa sterol dalam purwoceng, yang di dalam tubuh kemudian dikonversi menjadi testosteron. Sementara senyawa aktif lannya, yaitu furanokumarin, isobergapten, bergapten dan sphondin membuat susunan syaraf pusat terangsang untuk membentuk hormon luteinzing.
Sama halnya dengan pasak bumi, purwoceng juga “terlarang” untuk dikonsumsi pria bujang karena “efek samping” yang ditimbulkan.

Jahe Merah (Zingiber officinale var.rubrum)

Dibandingkan dengan dua herbal afrodisiak di atas, jahe merah memiliki efek pembangkit gairah yang lebih moderat di samping khasiat lain yang sangat bermanfaat untuk tubuh. Jahe merah biasa dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan menghangatkan badan.
Rajin mengkonsumsi jahe merah dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin. Jadi bila Anda ingin kegiatan yang memacu adrenalin, tak perlu repot melakukanbungee jumping atau parasailing, tapi cukup minum seduhan serbuk jahe merah. Hormon adrenalin akan membuat pembuluh darah melebar dan membuat tubuh menjadi hangat, tekanan darah turun serta alirah darah ke seluruh pembuluh darah lebih lancar, termasuk pembuluh darah pada Mr. P. Dengan aliran darah yang lancar, maka Mr. P mampu ereksi dengan baik. Di samping  itu, kandungan senyawa cineole dan arginine dalam rimpang jahe merah mampu mengatasi keluhan ejakulasi dini.

Som Jawa (Talinum paniculatum)


Bila purwoceng disebut sebagai Viagra van Java, som jawa layak mendapat predikat Ginseng Jawa, karena memang begitulah orang Jawa menyebutnya. Som jawa seringkali sekedar ditanam untuk penghias taman, sementara daunnya dikonsumsi sebagai lalapan.
Bagian som jawa yang berfungsi sebagai afrodisiak adalah akarnya. Akar som jawa berkhasiat sebagai tonikum, laktagoga dan pembangkit gairah seksual. Som jawa yang diyakini sebagai peningkat libido memiliki sifat androgenik. Tanaman yang digunakan sebagai afrodisiak biasanya memiliki peranan seperti androgen atau testosteron. Som jawa bekerja dengan cara meningkatkan daya tahan dan jumlah sel sperma.

Tabat Barito (Ficus deltoidea)



Tanaman hias ini memang kurang begitu familiar namanya. Di Indonesia tabat barito banyak dijumpai di Pulau Kalimantan. Masyarakat Kalimantan biasa mengkonsumsi daun tabat barito untuk memulihkan stamina, mengeluarkan racun dalam darah, melarutkan lemak, meningkatkan kejantanan pria dan merangsang produksi hormon pada pria maupun wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar