Selasa, 20 Desember 2011

6 Festival Budaya Eksotis di Indonesia


Karnaval Batik Solo (english.cri.cn)

JULUKAN sebagai raksasa negara kepualauan Asia Tenggara itu memang 
tepat disandang Indonesia. Dengan lebih dari 18 ribu pulau, gugusan pulau ini
memiliki keragaman luar biasa akan apa yang bisAnda lihat atau lakukan saat
berlibur ke sana.

Tidak mengherankan bila Indonesia menawarkan berbagai macam festival
yang sangat khas menonjolkan budaya mereka, mencerminkan keragaman
etnis dan tradisi dari berbagai bagian nusantara. Anda akan menemukan
keragaman itu dalam enam festival khas Indonesia ini, mulai dari perayaan
seni, batik, tarian dan upacara.

Anda bisa menyaksikan salah satu festival ketika berkunjung ke Indonesia.
 Seperti dikutip dariunearthingasia.com.

 


Festival Krakatau

















Festival Krakatau adalah festival tahunan yang diselenggarakan di Lampung,
diadakan untuk merayakan pulau vulkanik bernama sama, Krakatau.
Gunung Krakatau meletus pada 1927, letusan itu kemudian menghasilkan
pulau-pulau kecil baru, yang diberi nama Anak Krakatau.

Selama festival, pengunjung dapat menikmati berbagai macam pertunjukkan
seperti Karnaval Tuping (Karnaval Topeng Lampung), atraksi gajah serta
berbagai macam tarian dari Lampund dan kota sekitarnya. Akhir dari
rangkaian acara ini adalah kunjungan ke pulau vulkanik itu, masih aktif tetapi
sedang tidur lelap. Untuk sementara!



Festival Kesenian Bali
















Salah satu perayaan seni budaya tahunan terbesar di Indonesia, Festival
Seni Bali selalu penuh sesak. Selama sebulan penuh, berbagai pertunjukan
seni, pameran, dan aktivitas budaya lainnya akan berlangsung di seluruh
Bali, menawarkan tarian, musik dan keindahan budaya mereka.

Perayaan terkenal itu menampilkan pertunjukan seperti tarian tradisional
yang sudah hampir terlupakan, jejak dari daerah terpencil di Bali,
makanan, kerajinan tangan, serta kreasi baru dari sekolah-sekolah tari
di Denpasar dan koreografi kontemporer dari seniman nasional dan
internasional.

 

Karnaval Batik Solo



Sejak zaman dahulu, tradisi batik selalu memiliki akar yang sangat kuat
di Solo. Kota di  Jawa Tengah itu bahkan telah menjadikan batik sebagai
ikon dan identitas, sebuah gambaran tepat dari kota yang terkenal karena
keindahan kerajaannya dan kehalusan perilaku. Karnaval Batik Solo
diadakan untuk memperkuat tradisi itu, dan untuk mempromosikan batik
pada skala nasional dan internasional.Acara ini adalah kombinasi upacara,
pagelaran busana dan karnaval, semuanya menggunakan batik sebagai tema.
Akan ada juga bazar yang menawarkan berbagai macam batik dan
suvenir unik Solo.

 

Festival Musik Etnik Internasional Solo



Salah satu festival terbaru dari Solo adalah Solo International Ethnic Music (SIEM)
Festival, yang berfokus pada pertunjukan dan perayaan musik etnis. Ajang ini
adalah suatu platform unik bagi kolaborasi antara musik modern dan etnis,
seniman lokal dan internasional.

Daftar panjang para penampil termasuk seniman Minangkabau, Riau, Yogyakarta,
Surabaya, Papua, Kalimantan, dan bahkan seniman asing dari Jepang, Australia,
India, Selandia Baru dan banyak lainnya.


 


Gerebeg Mulud



Dalam bahasa Jawa, gerebeg berarti kerumunan orang dan mulud adalah salah
satu nama bulan di kalender Jawa. Perayaan itu, juga dikenal dengan nama
Sekaten, untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Prosesi itu berlangsung
seharian dan 'menampilkan' dua pertunjukan gamelan yang diarak
menuju Mesjid Agung. Pada malam hari akan ada pasar di sebelah utara kota
untuk menambah kemeriahan kota, tempat yang tepat untuk mencoba berbagai
makanan Jawa dan Yogyakarta serta untuk berburu suvenir.


Festival Lembah Baliem



Festival khas Papua ini berakar kepada kepercayaan suku-suku lokal bahwa
perang bukan hanya konflik keuasaan dan kepentingan, tetapi juga simbol
kesuburan dan kemakmuran. Sejak 20 tahun lalu, pemerintah daerah telah
menekankan pentingnya perdamaian antara suku-suku yang berperang untuk
mencegah balas dendam berkepanjangan dan hilangnya nyawa. Jadi,
Festival Lembah Baliem adalah suatu acara yang diadakan untuk menggantikan
perang antar suku itu.

Seperti yang bisa Anda tebak, acara utama adalah perang-perangan antar suku.
Bayangkan lebih dari 20 suku berbeda dengan masing-masing 30 hingga
50 orang mengenakan pakaian tradisional, membawa tombak, busur, panah
dan parang! Ada juga pertunjukan dan sejumlah atraksi lain, seperti permainan
tradisional setempat, tarian, serta masakan lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar